Matasanos.org – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyebutkan wisata Dieng jadi destinasi internasional. Dataran tinggi Dieng memiliki berbagai potensi alam dan wisata yang layak dikunjungi wisatawan lokal maupun luar negeri, salah satu tradisi yang populer yaitu pemotongan rambut gimbal dalam ajang Dieng Culture Festival. Banyaknya hal menarik yang dapat ditemukan di Dieng membuat wisata ini pantas disebut bertaraf internasional, pasalnya sejumlah potensi kekayaan budaya dan alam menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Jika ini dikelola dengan baik dan profesional akan menjadi event internasional” ucap Sandiaga ketika menghadiri acara Dieng Culture Festival. Dieng sendiri berada di ketinggian 20.933 meter di atas permukaan laut, dataran tinggi Dieng Banjarnegara memiliki berbagai wisata dalam dan budaya. Salah satunya yang paling menarik perhatian yaitu pemotongan rambut gimbal, ada juga pementasan musik jazz di atas awan dan pegalaran seni yang lainnya, “Kami sangat mendukung kehadiran event daerah yang potensial, karena hal ini akan mempercepat pemulihan ekonomi dan juga dapat memperluas lapangan kerja” lanjut ucapannya.
Perhelatan Dieng Culture Festival 2022 hari kedua mengadakan kegiatan Kirab Budaya dan Jamasan anak rambut gimbal di Darmasala, Candi Arjuna, Kabupaten Banjarnegara. Disamping itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berserta sang istri, Siti Atiqoh berkesempatan mengikuti serangkaian perhelatan ini. Pada sesi Jamasan atau yang artinya pensucian diri dari hal buruk dan kotor, Siti Atiqoh memimpin jalannya rangkaian ruwat anak bajang yang jumlahnya 15 anak laki-laki dan perempuan. Atiqoh memimpin prosesi Jamasan ke 15 anak bajang dengan membasuhkan air tujuh rupa yang berasal dari sumber mata air.
Air tersebut dari sumber mata air yang berbeda, yaitu Tuk Bima Lukar, Tuk Sendang Buana, Tuk Kencen, Tuk Goa Sumur, Kali Pepek dan Tuk Sibido atau Tuk Pitu. Dari acara tersebut, Atiqoh berharap tradisi Jamasan ini dapat terus bertahan dan dilestarikan di Dieng, menurut Atiqoh sendiri dalam event tertentu, Jamasan jadi salah satu daya tarik destinasi pariwisata yang ditunggu oleh banyak wisatawan. Tidak hanya itu saja, Atiqoh juga ingin anak-anak gimbal yang mengikuti Jamasan nantinya dapat tumbuh menjadi anak yang sehat dan berbakti kepada orang tuanya di kemudian hari.
“Saya berharap anak-anak ini dapat sehat di kemudian hari mereka juga akan tumbuh menjadi anak-anak yang berbakti kepada orang tua. Sehingga rambutnya nanti dapat tumbuh normal lagi ya, karena kadang kalo kayak gitu agak pusing” ucapnya. Disamping kabar wisata Dieng jadi destinasi internasional, Ganjar juga mengatakan dengan diadakannya Dieng Culture Festival tahun ini sudah menandai kebangkitan kembali pariwisata di kawasan dataran tinggi Jateng tersebut. Oleh karena itu, ia meminta agar event ini haru terus ditingkatkan dari segi kualitas acara, performance dan targetnya, misalnya dengan mengundang seniman atau artis mancanegara.
“Ini sudah harus jita jual ke dunia internasional, barangkali yang musik, besok bisa mulai ASEAN atau Asia, atau mungkin mengundang artis dunia untuk berkolaborasi. Termasuk juga panggung tradisional seperti kemarin juga bagus sekali” komentar Ganjar mengenai Dieng Culture Festival. Ganjar pun mengacungi jempol pada anak-anak muda yang berada di balik layar Dieng Culture Festival 2022, karena mereka sudah sukses membuat event seni budaya ini banyak dikagumi, tidak hanya masyarakat Jateng tapi juga dari berbagai wilayah yang ada di Indonesia.
“Event ini harus dapat kita create jauh lebih berkualitas, lebih bagus, karena anak-anaknya juga hebat sekali di sana. Mulai tidak tahu apa-apa, mengelola sendiri, sampai kemudian menjadi terkenal, event-event di setiap turunannya juga harus ada” ucap Ganjar. Untuk membuat event tersebut naik kelas, gubernur menyebut tentang perlu adanya kurator dalam setiap bagian, kurator ini diperlukan agar dapat menjaga kualita acara, seperti dalam panggung musik dibutuhkan kurator panggung, lighting, hingga sound system. “Kita minta agar dilakukan kurasi, jadi EOnya juga dikurasi, ada koratornya”.
“Umpama kemarin kita menonton Jazz Atas Awan, itu harus dikurasi. Misalnya kurator panggung, lighting, sound system sehingga orang melihat itu nyaman” ucapnya. Disamping Dieng jadi destinasi internasional, pengembangan pariwisata juga harus diimbangi dengan peningkatan infrastruktur dan pendukung lainnya. Ganjar sendiri masih melihat adanya titik kemacetan di sekitar lokasi event kemarin, Ganjar juga memberikan pesan untuk penataan kawasan juga sangat penting, seperti sekitar kawasan kompleks Candi Arjuna sudah mulai muncul glamping atau pondok yang dapat digunakan wisatawan.